Selasa, 13 September 2016

Ini dia peluang bisnis yang masih subur di Jogja

Ini dia peluang bisnis yang masih subur di Jogja



Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjanjikan berbagai potensi usaha menarik untuk kalangan investor di Tanah Air yang ingin berinvestasi di daerah ini.

"DIY menjanjikan cukup banyak potensi usaha yang bisa dikembangkan secara serius," ujar Ketua Komite Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DIY Bidang Bisnis dan Promosi Investasi Richard Kaunang, di Yogyakarta, Kamis (8/9).

Besarnya potensi yang ditawarkan, kata dia, meliputi hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat. Mulai dari jenis usaha perumahan beserta aksesorisnya, hingga jenis usaha penyewaan ruang kantor.

Selain itu, terdapat jenis usaha kuliner, wisata, penginapan, penyewaan kendaraan, dan jasa hiburan lainnya.

"Seluruh jenis usaha yang ditawarkan memiliki interkoneksi yang kuat antara satu dengan yang lain. Artinya, jenis-jenis usaha yang ditawarkan memiliki keterkaitan erat antara jenis usaha yang satu dengan jenis usaha lainnya. Misalnya, jenis usaha penginapan yang sangat terkait dengan usaha kuliner, penyewaan kendaraan, dan perjalanan wisata," kata dia.

Menurut dia, terdapat beberapa alasan penting mengapa DIY mampu memberikan daya tarik menarik bagi investor untuk berinvestasi, antara lain, DIY memiliki tingkat toleransi cukup tinggi sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi investor untuk berusaha.

DIY memiliki banyak kampus ternama di Indonesia sehingga potensi usaha kuliner meningkat seiring dengan jumlah mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, katanya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa DIY memiliki banyak prestasi di berbagai bidang. Misalnya, DIY menjadi daerah yang mayoritas pelajarnya senang melakukan olahraga jogging atau jalan cepat.

"Hasil data ini kemudian diterjemahkan para wirausahawan untuk mengolahnya menjadi potensi usaha, yaitu dengan menjual perlengkapan jogging bagi pelajar. Tentunya dengan harga bersaing, menjadikan DIY sebagai pasar menarik bagi industri kreatif dan industri lainnya," papar dia.

Salah seorang pemilik usaha cukur rambut pria, Satrio mengatakan rata-rata masyarakat yang mencukur rambut ke tempatnya sebanyak 70 orang per hari dengan biaya Rp 14.000 per orang. Maka, setiap hari penerimaan usaha cukur rambut Satrio sebesar Rp 980.000.

Jika angka itu, kata dia, dikalikan selama sebulan menjadi Rp 29,4 juta. Jika dijumlahkan selama setahun, maka penghasilan kotor Satrio menjadi Rp 352,8 juta.

"Untuk membayar honor karyawan, selama setahun saya mengalokasikan dana Rp70 juta. Sementara untuk biaya sewa tempat usaha setahun Rp80juta, dan biaya pembelian peralatan sebesar Rp30juta setahun, serta ditambah untuk biaya insidentil sebesar Rp20juta setahun, maka total pengeluaran saya setahun menjadi Rp 200 juta setahun," katanya.

Dengan demikian pendapatan bersih, katanya, selama setahun Rp152,8 juta atau sebesar Rp 12,73 juta sebulan hanya dari usaha cukur rambut," kata dia.

This Is The Oldest Page